Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Inilah Alasan Pertambangan Sawahlunto Masuk Daftar UNESCO

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 07 Juli 2019, 15:47 WIB
Inilah Alasan Pertambangan Sawahlunto Masuk Daftar UNESCO
Hilman Farid/RMOL
rmol news logo Pertambangan batu bara zaman kolonial Ombilin di Sawahlunto atau Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto, Sumatera Barat, ditetapkan sebagai warisan budaya dunia dalam sesi Sidang ke-43 Komite Warisan Dunia UNESCO PBB, kemarin (Sabtu, 6/7) di Gedung Pusat Kongres Baku, Azerbaijan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Indonesia sudah memiliki empat warisan dunia kategori alam yakni Taman Nasional Komodo (1991), Taman Nasional Lorentz (1999), Hutan Tropis Sumatera (2004), dan Taman Nasional Ujung Kulon (1991).

Kemudian empat warisan dunia kategori budaya, yaitu Candi Borobudur (1991), Candi Prambanan (1991), Situs Sangiran ( 1996), sistem Subak di Bali (2012).

Kota Sawahlunto dimasukkan ke dalam daftar sementara warisan dunia kategori budaya sejak 2015. Sejak saat itu, proses pengumpulan data, penyusunan dokumen pendukung dan diskusi panjang dengan para ahli dan akademisi dari dalam dan luar negeri makin intensif dilakukan.

Sampai pada akhirnya muncul usulan agar memperluas tema nominasi untuk memperkuat Nilai Universal Luar Biasa (Outstanding Universal Value).

"Jadi nilai universal yang menonjol, berarti penting spesifikasi bagi umat manusia, dan alasannya ada beberapa karena situs ini memperlihatkan inovasi di dalam bidang pertambangan pada masanya, di abad ke 19," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid, dalam jumpa pers di Museum Nasional, Jakarta, Minggu (7/7).

Selain itu juga merujuk pada tipe bangunan, karya arsitektur, dan kombinasi teknologi atau lanskap yang menggambarkan tahapan penting dalam sejarah manusia.

Keunikan tambang batu bara Ombilin di Sawahlunto menunjukkan contoh rangkaian kombinasi teknologi dalam satu lanskap pertambangan, dengan efisiensi sejak tahap ekstraksi batubara, pengolahan, transportasi, pembagian kerja, sekolah pertambangan, penataan kota pertambangan yang dihuni oleh 7.000 penduduk.

"Yang kemudian banyak diikuti oleh negara-negara lain. Inovasi ini bukan sekedar teknologi yang dibawa oleh barat, tetapi juga hasil teknologi masyarakat setempat yang mampu membuat terowongan-terowongan dengan rumput dan seterusnya sehingga bisa digunakan, jadi itu inovasi yang dicatat oleh ICOMOS," kata dia.

pengajuan draft awal dokumen nominasi dengan perubahan nama usulan menjadi "Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto" ke Pusat Warisan Dunia UNESCO dilakukan pada 30 September 2016.

Hal itu kemudian dilanjutkan dengan revisi berulangkali, sehingga sampai dengan pengiriman naskah nominasi final pada akhir Januari 2018.

Naskah tersebut akhirnya dinyatakan lengkap dan selanjutnya dievaluasi kelayakannya menjadi warisan dunia oleh International Council on Monument and Sites (ICOMOS) yang merupakan Badan Penasehat Pusat Warisan Dunia UNESCO kategori budaya.

"Ini adalah kebanggaan Indonesia untuk Sumatera Barat, ini menunjukan kemampuan kita untuk mengelola situs cagar budaya kita, ini juga sebuah pengakuan," tutup Hilmar.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA