Ban mengatakan, dia sedih dan kecewa dengan apa yang dilihatnya ketika mengunjungi kamp Kutupalong pekan ini di distrik pantai selatan Cox's Bazar. Daerah itu merupakan tempat penampungan lebih dari satu juta Rohingya yang melarikan diri dari tindakan keras militer di negara tetangga Myanmar.
Ban juga mengkhawatirkan nasib sekitar setengah juta anak-anak Rohingya yang membutuhkan bantuan kemanusiaan di Cox's Bazar.
Menurut Program Pangan Dunia (WFP), 80 persen dari pengungsi sepenuhnya bergantung pada bantuan makanan WFP.
"Tidak mungkin memikirkan bagaimana semua orang muda ini hidup dalam kondisi ini. Saya tahu bahwa ada lebih dari setengah juta anak muda," kata Ban kepada
Associated Press .
Kekhawatiran Ban disuarakan hanya selang beberapa hari setelah badan anak-anak PBB (UNICEF) memperingatkan bahwa ribuan keluarga yang tinggal di kamp-kamp pengungsi dan masyarakat Bangladesh di desa-desa sekitarnya beresiko terkena banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh hujan deras baru-baru ini.
Pihak UNICEF dalam sebuah pernyataan menyebut, situasi yang buruk di kamp-kamp tersebut telah menbuat sekitar 4.000 keluarga yang terkena dampak telah dipindahkan ke daerah-daerah yang lebih aman.
"Kondisi di kamp-kamp dan komunitas tuan rumah memburuk dengan cepat karena cuaca yang brutal dan kebutuhan kemanusiaan di sini hanya akan tumbuh dalam beberapa hari mendatang dengan hujan yang lebih banyak diharapkan," kata penjabat Perwakilan UNICEF Bangladesh Alain Balandi Domsam, seperti dimuat
Al Jazeera.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: