Begitu kata Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada Selasa (15/7).
Penyitaan terjadi hampir setahun setelah Malaysia menghentikan dua proyek pipa, senilai 2,3 miliar dolar AS itu, di mana CPP adalah kontraktor utama.
CPP sendiri adalah unit raksasa energi negara China National Petroleum Corp.
"Saya mengerti bahwa uang untuk 80 persen dari pipa telah dibayarkan, tetapi pekerjaan yang diselesaikan hanya 13 persen," kata Mahathir seperti dimuat
Channel News Asia.
"Jadi pemerintah berhak untuk mendapatkan kembali uang itu, karena proyek itu dibatalkan," tambahnya.
Komentarnya mengikuti laporan pada akhir pekan kemarin dari
Straits Times, yang mengatakan bahwa Malaysia telah mengambil dana dari akun CPP di HSBC Malaysia.
Pihak HSBC sendiri tidak memberikab komentar apapun dengan alasan kerahasiaan klien.
Untuk diketahui, pada tahun 2016 lalu, CPP memenangkan kontrak dari pemerintah mantan perdana menteri Najib Razak untuk membangun jaringan pipa minyak sepanjang 600 km di sepanjang pantai barat Semenanjung Malaysia dan pipa gas sepanjang 662 km di Sabah.
Namun kedua proyek tersebut ditangguhkan oleh Mahathir pada Juli tahun lalu setelah dia mengalahkan Najib dalam pemilihan nasional 2018.
Mahathir telah bersumpah untuk menegosiasikan kembali atau membatalkan kesepakatan yang menurutnya tidak adil.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: