Skema ini dilakukan pasca penembakan massal di dua masjid di Christchurch Selandia Baru pada 15 Maret lalu.
Pihak kepolisian Selandia Baru mengatakan bahwa mereka senang dengan jumlah orang yang datang menyerahkan senjata dan aksesoris senjata milik mereka.
Total ada 684 orang yang menyerahkan 1.061 senjata dan 3.397 suku cadang senjata dan aksesoris di berbagai titik yang disediakan di seluruh Selandia Baru akhir pekan ini.
Pengawas polisi Karyn Malthus mengatakan, ratusan senjata api itu telah diserahkan di Auckland.
"Umpan balik dari pemilik senjata api di acara itu sangat positif," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat
Reuters.
Skema pembelian kembali senjata oleh pemerintah Selandia Baru diterapkan pasca undang-undang reformasi senjata yang dikeluarkan pada bulan April lalu, atau sebulan setelah penembakan massal Christchurch.
Undang-undang reformasi senjata itu melarang penggunaan dan kepemilikan sebagian besar senjata api semi-otomatis, bagian-bagian yang mengubah senjata api menjadi semi-otomatis, ataupun aksesoris dengan kapasitas tertentu dan beberapa senapan.
Skema pembelian kembali senjata itu diterapkan hingga 20 Desember mendatang. Pemilik senjata nemiliki kesempatan untuk menyerahkan senjata mereka dengan kompensasi hingga 95 persen dari biaya aslinya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.