Pabrik Baja Tangyin, yang dimiliki oleh Tangshan Iron and Steel Group dianggap gagal melakukan pengurangan produksi wajib sebesar 50 persen yang diberlakukan oleh pemerintah setempat.
Menurut lapor surat kabar lokal, seperti dimuat ulang
Channel News Asia (Smein, 22/8), ketiga tanur ledaknya masih beroperasi penuh ketika pabrik itu dikunjungi oleh inspektur pada 19 Juli lalu.
Akibatnya, manajer umum pabrik ditahan.
Diketahui bahwa output baja China telah mencapai tingkat rekor tahun ini, dengan banyak peningkatan produksi berasal dari pabrik yang lebih kecil dengan biaya kepatuhan lingkungan yang lebih rendah.
Lonjakan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa upaya China memerangi polusi melambat.
Tangshan sendiri adalah kota penghasil baja terbesar di China.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: