Bukan tanpa sebab, seperti dilansir
Gulf Today, tindakan tersebut sebagai bentuk protes Kim terhadap rencana latihan gabungan antara militer Korsel dan AS. Kim mengirimkan sinyal
solemn warning atau peringatan serius bagi Korsel dan AS agar tidak main-main dengan senjata Korut.
Memang, setiap tahunnya, Korea Selatan dan AS kerap melakukan manuver-manuver militer yang membuat Kim geram. Dengan melakukan latihan militer gabungan dengan Korsel, akan membuat Trump kehilangan kepercayaan dari Kim. Padahal, Namun, Kim dan Trump saat ini tengah melakukan perundingan perihal denuklirisasi.
Kim dan Trump telah dua kali bertemu secara resmi untuk membahas denuklirisasi. Pertemuan pertama terjadi pada 12 Juni 2018, dikenal sebagai Singapore Summit karena diadakan di Singapura, tepatnya di Capella Hotel.
Keduanya menandatangani nota pernyataan untuk menjamin keamanan Korea Utara, hingga denuklirisasi Semenanjung Korea.
Sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada 27-18 Februari 2019, dikenal dengan Hanoi Summit karena diadakan di Hanoi, Vietnam. Ini merupakan lanjutan pertemuan pertama dan Korea Utara ingin AS mengakhiri semua sanksi yang diberikan pada mereka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.