Keputusan ini pun diambil setelah Presiden Abbas bertemu dengan Palestine Liberation Organization (PLO) di Ramallah.
Seperti yang dimuat media lokal Palestina,
Yenisafak, upaya ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap Israel yang tidak mengindahkan kesepakatan mengenai pemukiman di Yerusalem.
Selain menangguhkan semua kesepakatan bersama Israel, Abbas juga memanggil komunitas-komunitas internasional untuk mendukung Palestina atas kekerasan yang dilakukan Israel di wilayah Palestina.
Seperti diketahui, pada Senin (22/7), sekitar 700 polisi, 200 tentara, dan beberapa buldoser Israel dikirim ke desa Wadi Hummus. Desa di tepi Sur Baher itu merupakan pemukiman warga Palestina. Namun, digusur paksa oleh Israel.
Israel berdalih bahwa bangunan-bangunan tersebut tidak mempunyai izin resmi dan terlalu dekat dengan batas pemisah di Tepi Barat yang telah dikuasai oleh Israel sejak 1967. Namun, menurut penuturan warga, bangunan-bangunan tersebut sudah mendapatkan izin dari otoritas Pemerintah Palestina.
Tindakan Israel tersebut juga mendapat kecaman dari berbagai pihak. Salah satunya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan bahwa tindakan Israel telah melanggar hukum internasional.
Israel sendiri menganeksasi Yerusalem karena merasa Yerusalem merupakan kota suci bagi warga Israel yang beragama Yahudi.Sehingga tidak dapat dipisahkan sampai kapanpun.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: