Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

PBB: 3.812 Warga Sipil Afghanistan Meninggal Akibat Perang Sejak Januari 2019

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 30 Juli 2019, 23:58 WIB
PBB: 3.812 Warga Sipil Afghanistan Meninggal Akibat Perang Sejak Januari 2019
Militan di Afghanistan/Net
rmol news logo Setidaknya 3.812 warga sipil meninggal dunia atau terluka dalam perang Afghanistan pada paruh pertama tahun 2019 ini.

Begitu laporan Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) awal pekan ini. Badan tersebut mencatat peningkatan besar dalam jumlah korban yang disebabkan oleh pemerintah dan pasukan yang dipimpin NATO.

UNAMA menilai, jumlah tersebut mengejutkan dan tidak dapat diterima. Mereka mendesak pihak-pihak yang terkait dalam perang 18 tahun di Afghanistan untuk mengindahkan permintaan dari delegasi Afghanistan pada konferensi perdamaian baru-baru ini di Doha, untuk mengurangi korban sipil menjadi nol.

Laporan UNAMA menyebut, 1.366 warga sipil tewas dan 2.446 lainnya terluka dalam waktu enam bulan, tepatnya mulai 1 Januari hingga 30 Juni.

Dalam periode itu, Taliban dan kelompok-kelompok bersenjata lainnya menyebabkan sebagian besar korban sipil. Tetapi pasukan pimpinan Afghanistan dan NATO bertanggung jawab atas lebih banyak pembunuhan warga sipil.

UNAMA mengatakan, pihaknya juga mendokumentasikan 985 korban sipil dari serangan kelompok bersenjata yang dengan sengaja menargetkan warga sipil, termasuk pejabat pemerintah, sesepuh suku, pekerja bantuan, dan cendekiawan agama.

Sementara itu, setidaknya 144 wanita dan 327 anak-anak terbunuh dan lebih dari 1.000 terluka dalam serangan di seluruh negeri.

"Semua orang mendengar pesan itu dengan keras dan jelas dari delegasi Afghanistan dalam pembicaraan Doha, kurangi korban sipil menjadi nol," kata Kepala UNAMA, Tadamichi Yamamoto (Selasa, 30/7).

"Kami mendesak semua pihak untuk mengindahkan imperatif ini, untuk menjawab panggilan warga Afghanistan agar segera mengambil langkah-langkah untuk mengurangi bahaya mengerikan yang ditimbulkan," tambahnya, seperti dimuat Al Jazeera. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA