Menurut Duta Besar RI untuk Vietnam, Ibnu Hadi, pada tahun 2018 jumlah turis asing yang berkunjung ke Vietnam mencapai 15,4 juta, hampir menyamai Indonesia yang kurang lebih 15,8 juta.
Sedangkan pada awal enam bulan pertama tahun ini, turis yang ke Vietnam sudah hampir mencapai 8,5 juta, didominasi oleh turis China, Korea Selatan, dan Jepang.
Jika diproyeksikan, kunjungan turis asing ke Vietnam bisa mencapai 15-18 juta. Artinya di bidang pariwisata, Vietnam menjadi saingan besar bagi Indonesia.
Peningkatan jumlah turis ini terjadi lantaran pembangunan konektivitas yang luas, di mana Vietnam sedang aktif membangun berbagai macam pelabuhan dan bandara yang memudahkan turis datang.
"Saya rasa ini (konektivitas) menjadi hal yang penting untuk menunjang kegiatan
turisme dan bussiness activities lainnya," ujar Ibnu dalam video conference yang dilakukan bersama awak media di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (1/8).
Saat ini, Vietnam tengah agresif mengembangkan berbagai penerbangan internasional. Bahkan maskapai Vietjet yang saat ini baru berdiri sekitar 6 tahun sudah bersiap untuk menggarap penerbangan ke Australia dan Jepang.
Vietnam juga sebelumnya telah membuka penerbangan langsung antara Ho Chi Minh dan Bali. Sejak dibuka pada tanggal 29 Mei 2019, ekspansinya sudah mencapai 85% lebih, yang juga menguntungkan Indonesia.
"Yang diangkut sebenarnya bukan hanya orang Indonesia, tapi juga turis asing. Mereka (turis) melihat tawaran ini menarik dan murah. Jadi ini
win-win menurut saya," ujar Ibnu.
Dengan kesuksesan ini, ia pun berharap negara lain, termasuk dari sisi penerbangan bisa membuka konektivitas sepertihalnya dilakukan Vietnam.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: