AS sebelumnya memang berencana untuk menempatkan rudal jarak menengah di wilayah Asia sebagai sebuah upaya konfrontasi terhadap China. Rencana penempatan rudal AS di Australia sendiri merupakan usulan unit Korps Marinir AS yang secara teratur berpatroli melewati Darwin.
Mereka pun berspekulasi kalau AS bisa menempatkan rudalnya di Australia. Terutama setelah AS mengundurkan diri dari perjanjian nuklir (INF) dengan Rusia, Jumat (1/8).
Sayangnya, rencana AS tersebut mendapatkan penolakan dari Australia, walaupun kedua negara sudah memiliki perjanjian keamanan. Pasalnya, Australia merupakan mitra dagang utama China.
"Anda (Australia) bisa menjual 'jiwa' Anda untuk segundukan kedelai, atau Anda bisa melindungi orang-orang Anda," ujar Pompeo.
Pompeo juga memperingatkan para pembuat kebijakan Australia tentang risiko bila menutup mata terhadap pelanggaran yang dilakukan AS terkait perdagangan dengan China.
Rencana ini bisa dibilang akan semakin memperkuat gesekan antara AS dan Australia. Sekaligus dilema bagi Australia.
Karena, selain memiliki ketergantungan secara ekonomi dengan AS, Australia juga masih bergantung soal keamanan kepada AS.
Di sisi lain, AS masih bisa menempatkan rudal-rudal di wilayah Pasifik. Menurut sejumlah ahli, lokasi yang paling mungkin untuk menempatkan fasilitas militer AS adalah di Pulau Guam.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: