Sejumlah produk Indonesia ditampilkan dalam festival ini. Antara lain sambal, kopi, aneka kripik, black garlic, berbagai kerajinan, pakaian batik, aksesoris, minyak sawit, buah-buahan dan aneka kuliner Indonesia, seperti nasi goreng, sate, martabak, dan bakso.
“Masuknya mangga harum manis dari Indonesia di festival ini juga membawa angin segar ekspor buah tropis Indonesia ke Rusia,†ujar Dutabesar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/8).
Tidak hanya itu, produk berteknologi tinggi buatan PT Lundin juga ditampilkan, yaitu kapal baik untuk keperluan sipil, maupun militer. Ada juga PT MAK Yogya yang memamerkan peralatan medis.
Festival dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya dari berbagai daerah Indonesia, baik lagu, tarian, maupun permainan alat musik, seperti angklung, gamelan, kulintang, dan wayang kulit. Penampilan lainnya adalah pencak silat, prosesi pernikahan adat dan peragaan busana dari para desainer profesional Indonesia.
Tidak cukup sampai di situ, secara partisipatif para pengunjung juga diajak dalam workshop membatik, dan belajar Bahasa Indonesia.
Target untuk menghadirkan 140 ribu pengunjung memang tidak tercapai. Penyebabnya karena faktor cuaca yang tidak menentu. Namun demikian, Dubes Wahid menilai antusiasme warga tetap tinggi.
“Meskipun hujan, antusias pengunjung tetap tinggi, seperti menyaksikan peragaan busana dan workshop wayang kulit,†kata Dubes Wahid.
Apresiasi penyelengaraan Festival Indonesia diberikan tidak hanya oleh masyarakat Rusia, tetapi berbagai pihak lainnya, termasuk dari Indonesia. Ketua Umum Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI), Jaya Suprana yang hadir di Moskow menyerahkan langsung piagam penghargaan kepada Dubes Wahid atas rekor pemrakarsa Indonesian Week di Rusia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: