Diberitakan DW, pemerintahan Maduro menuduh oposisi telah mendukung 'agresi' yang dlakukan oleh AS terhadap Venezuela dengan membekukan aset pemerintah Venezuela di AS dan menghalangi warga AS untuk melakukan bisnis dengan pemerintahan Maduro.
Juan Guaido yang merupakan 'presiden' sementara yang hanya diakui oleh 50 negara sebelumnya mengatakan bahwa sanksi AS adalah "hukuman bagi mereka yang mencuri dan mendapat untung dari kesengsaraan."
Hal tersebut yang kemudian membuat Maduro melalui Kementerian Informasi Venezuela mengatakan pada hari Rabu (7/8) bahwa pemerintah tidak akan menghadiri putaran pembicaraan yang direncanakan oleh Norwegia dengan oposisi di Barbados pekan ini.
"Presiden Nicolas Maduro telah memutuskan untuk tidak mengirim delegasi Venezuela pada kesempatan ini, karena agresi yang serius dan brutal, yang dilakukan secara licik terus menerus oleh pemerintahan Trump," penyataan Kementerian Informasi.
Menanggapi hal ini, Anggota Parlemen sekaligus Kepala Tim Negosiasi Guaido di Barbados, Stalin Gonzales mengungkapkan bahwa, "Mereka telah mengatakan selama berhari-hari bahwa mereka percaya pada perdamaian dan mekanisme Oslo, tetapi kemudian mereka takut akan adanya kemungkinan perubahan politik."
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: