Kandidat dari partai konservatif, Vamos berhasil mengalahkan Sandra Torress dari Partai Nasional Persatuan Bangsa di pemilihan putaran kedua. Giammatteri menang setelah memperoleh 58,26 persen suara dari total 98 persen suara sah.
Mantan ahli bedah ini didukung oleh komunitas bisnis dan militer Guatemala. Diketahui pemilihan kali ini merupakan kali keempat pria berusia 63 tahun itu mencalonkan diri sebagai presiden.
Dilansir
Al Jazeera, Giammatteri berkampanye untuk memerangi kejahatan dan berjanji untuk memperlakukan anggota geng, seperti layaknya teroris. Ia juga berjanji untuk melegalkan hukuman mati, membawa banyak investasi, dan memerangi migran.
Walaupun memiliki catatan HAM dan kesehatan yang buruk, namun warga Guatemala lebih tidak menyukai Torres yang sebelumnya terlibat korupsi. Giammatteri akan resmi menjabat sebagai presiden pada 14 Januari 2020.
"Hari ini adalah periode baru negara ini. Hari ini kita perlu bersatu, hari ini saya adalah presiden semua warga Guatemala," ujar Giammatteri kepada para pendukungnya di Kota Guatemala.
Guatemala sendiri dikenal sebagai negara di Amerika Tengah yang penuh dengan kekerasan, kemiskinan, hingga korupsi. Presiden sebelumnya Jimmy Morales telah menandatangani kesepakatan dengan AS yang membuat Guatemala sebagai negara tujuan para migran yang sangat ditentang oleh warganya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: