Kabar tersebut dilaporkan pertama kali oleh
Bloomberg pada Selasa (13/8), dengan mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Sementara itu, pihak Facebook mengakui soal adanya transkripsi. Namun hal itu dibuat dengan izin pengguna dan praktik itu saat ini telah dihentikan.
"Sama seperti Apple dan Google, kami menghentikan tinjauan audio manusia lebih dari seminggu yang lalu," begitu pernyataan yang dikeluarkan pihak Facebook, seperti dimuat ulang
Channel News Asia (Rabu, 14/8).
Sementara itu,
Bloomberg, mengutip perusahaan itu, melaporkan bahwa pengguna yang terpengaruh praktik itu memilih opsi di aplikasi Messenger untuk membuat obrolan suara mereka ditranskripsikan.
Kontraktor luar yang dibayar diduga memerika soal apakah kecerdasan buatan Facebook benar menafsirkan pesan suara.
Bloomberg juga mengabarkan, mengatakan para kontraktor yang mengerjakan proyek itu kerap bingung dengan mendengarkan audio pribadi yang asalnya tidak diungkapkan dan yang terkadang berisi konten vulgar.
Kontraktor juga tidak diberi tahu alasan mengapa mereka melakukan transkrip.
Sementara itu, raksasa teknologi Apple, Google dan bahkan Amazon yang sama-sama menawarkan asisten suara, sebelumnya telah mengakui telah mengumpulkan percakapan untuk tujuan meningkatkan produk mereka. Apple dan Google dalam beberapa pekan terakhir mengatakan mereka telah menghentikan praktik tersebut.
Sementara Amazon memberi pengguna opsi untuk memblokir pengumpulan suara mereka oleh Alexa, atau kecerdasan buatan yang mendorong asisten suara Echo mereka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: