Hastag "Amazon T-Shirts" menjadi topik trending keempat teratas di media sosial Weibo pekan ini. Hal itu merupakan reaksi terbaru dari China terhadap perusahaan luar negeri yang menyinggung masalah-masalah mengenai status teritorial Hong Kong.
Tabloid
Global Times China, seperti dimuat ulang
Reuters pekan ini, mengatakan bahwa banyak pengguna internet China menemukan kaos yang dijual memuat slogan-slogan seperti "Bebaskan Demokrasi Hong Kong Sekarang" dan "Hong Kong Bukanlah China".
Sejumlah besar pengguna internet China menuduh bahwa Amazon tidak sensitif terhadap orang-orang China.
“Amazon telah meninggalkan China, kan? Kita perlu memberi pelajaran pada perusahaan ini," kata salah satu pengguna Weibo di China.
Raksasa
e-commerce dunia diketahui menutup pasar domestiknya, Amazon.cn pada bulan Juli lalu. Tetapi beberapa barang luar negeri masih dapat dikirim ke negara itu.
Kaus kontroversial itu sendiri tersedia di situs web Amazon Amerika Serikat.
Sementara itu pihak Amazon menegaskan bahwa mereka tegas mengakui kebijakan "satu negata dua sistem" yang diterapkan oleh China terhadap Hong Kong.
"Amazon selalu dan akan terus mengakui kebijakan yang sudah lama dikenal dan satu China, dua sistem. Setiap negara tempat kami beroperasi memiliki undang-undang yang berbeda, dan kami akan terus menghormati hukum setempat tempat kami melakukan bisnis," begitu bunyi keterangan Amazon.
Diketahui bahwa protes di Hong Kong menarik perhatian media di seluruh wilayah, karena para aktivis telah menduduki ruang publik di seluruh pusat keuangan global selama lebih dari 10 minggu untuk menarik perhatian dunia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: