Menurut dua sumber Taliban kepada
Reuters, Akhundzada tidak ada di masjid itu ketika bom meledak tetapi adik laki-lakinya, Hafiz Ahmadullah ada di sana.
Ledakan itu terjadi ketika kelompok Taliban dan Amerika Serikat sedang berada dalam tahap akhir perundingan damai untuk mengakhiri perang.
Polisi setempat mengatakan, lebih dari 20 orang terluka dan jumlah korban jiwa bisa bertambah.
Selain adik pemimpin Taliban, imam masjid itu juga menjadi korban meninggal dunia.
Masjid itu diketahui juga kerap dikunjungi oleh anggota Taliban lainnya.
"(Bom) itu adalah alat dan ada waktunya yang ditanam di bawah kursi kayu imam," kata Abdul Razzaq Cheema, kepala polisi di Quetta, ibukota provinsi Balochistan, tempat ledakan itu terjadi.
Salah satu sumber, yang mengunjungi situs tersebut setelah ledakan, mengatakan keamanan di masjid selalu sangat ketat.
Belum jelas siapa yang melakukan aksi bom tersebut. Belum ada klaim pertanggungjawaban langsung atas ledakan itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: