Pemerintah Israel pada Jumat (16/8) akhirnya memutuskan untuk mengizinkan Tlaib masuk ke negara tersebut dengan alasan kemanusiaan.
Padahal, sehari sebelumnya Israel mengeluarkan larangan masuk bagi Tlaib dan anggota kongres wanita muslim Amerika Serikat lainnya, Ilhan Omar. Larangan itu dikeluarkan karena ada desakan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump serta anggapan Israel bahwa keduanya mengkampanyekan boikot Isral.
Di bawah hukum Israel, pendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) dapat ditolak masuk ke Israel.
Namun kemudian keputusan itu kemudian direvisi dan hanya Tlaib yang diizinkan masuk. Sedangkan Omar tetap dilarang.
Tlaib, yang berasal dari keturunan Palestina menilai bahwa keputusan tersebut membuatnya dapat berkunjung namun dalam kondisi tertekan.
"Membungkam saya dan memperlakukan saya seperti penjahat bukanlah yang dia (nenek saya) inginkan untuk saya. Itu akan membunuh saya. tulis Tlaib di akun Twitternya. Dia mengacu pada neneknya yang tinggal di Tepi Barat.
"Saya telah memutuskan bahwa mengunjungi nenek saya di bawah kondisi yang menekan ini bertentangan dengan semua yang saya yakini, berperang melawan rasisme, penindasan dan ketidakadilan," tambahnya, seperti dimuat
Al Jazeera.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: