Dilaporkan oleh
Channel News Asia (Rabu, 21/8), Cathay Pacific dituntut oleh China untuk menangguhkan stafnya yang terlibat dalam aksi unjuk rasa Hong Kong. Akibatnya dua pilot dipecat.
Bahkan, minggu lalu CEO Cathay Pacific Ruppert Hogg juga mengundurkan diri. Membuat maskapai yang berdiri sejak 1946 ini kelimpungan.
Menurut pilot yang juga anggota parlemen prodemokrasi, Jeremy Tam, ia dan kru lainnya telah keluar dari maskapai karena tekanan politik internal yang tidak dapat ditolerir.
"Ada pengunduran diri dari staf garis depan hingga CEO perusahaan. karena uji coba politik ini (
white terror)," ujar Tam yang pengunduran dirinya dikonfirmasi oleh maskapai.
Selain Tam, beberapa awak juga merasakan tekanan serupa. Bahkan menurut keterangan salah satu awak yang tidak mau disebutkan namanya, ada beberapa orang pro-China membentuk grup Telegram. Di grup itu mereka mem-posting informasi pribadi siapa pun yang terlihat mendukung gerakan unjuk rasa Hong Kong.
"Ada 'white terror' di perusahaan kami. Kami sangat takut untuk membicarakan hal-hal politis bahkan untuk obrolan," ujar awak di anak perusahaan Cathay Pacific, Cathay Dragon, tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: