Dilansir dari Channel News Asia, menurut seorang pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya, dua rudal yang baru saja ditembakkan oleh Korut tampaknya serupa dengan rudal yang diluncurkan beberapa pekan terakhir.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JSC) mengatakan, rudal balistik jarak pendek ditembakkan oleh Korut sekitar pukul 06.45 dan 07.00 dari sekitar Sondok, Provinsi Hamgyong Selatan. Keduanya terbang mencapai ketinggian 97 km dengan jangkauan 380 km.
Aksi Korut ini semakin memperkeruh upaya negosiasi denuklirisasi yang dilakukan oleh AS dan Korut yang sebelumnya sepakat untuk kembali ke perundingan.
Meski begitu, sejauh ini, AS belum berhasil melakukan upaya pembicaraan lebih lanjut, terutama sejak latihan militer gabungan antara AS dan Korsel awal bulan Agustus terjadi.
Menurut utusan AS untuk Korea Utara, Stephen Biegun yang berada di Seoul, pihaknya sedang mencari cara agar negosiasi bisa kembali ke jalur. Sedangkan pada hari Jumat (23/8), diplomat Korut mengatakan bahwa pihaknya siap untuk "dialog dan kebuntuan".
Merespon hal ini, Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan (NSC) menyatakan "keprihatinan yang kuat" atas serangkaian peluncuran rudal Korut mengingat latihan gabungan Korsel dan AS telah berakhir.
NSC menyerukan agar Korut menghentikan aksinya agar tidak meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: