Tindakan kepolisian itu kemudian dibalas dengan pelemparan batu, botol, hingga tiang bambu oleh pengunjuk rasa.
Dilaporkan
AFP, rencana unjuk rasa damai Hong Kong akhir pekan ini kembali berbelok menjadi bentrokan.
Pengunjuk rasa yang mayoritas menggunakan helm kuning dan masker gas berbaris di kawasan industri Kwun Tong yang telah diblokir oleh puluhan petugas berperisai.
Para pengunjuk rasa mengumpulkan barikade penghalang dan mencoretinya dengan berbagai macam penghinaan yang diarahkan kepada petugas polisi.
Pada sore harinya, demonstran menembakkan sejumlah batu menggunakan ketapel karena melihat aparat polisi menggunakan pentungan dan semprotan merica.
Kondisi semakin tidak kondusif ketika petugas mengeluarkan gas air mata untuk memukul mundur pengunjuk rasa.
Unjuk rasa ini melibatkan puluhan demonstran paling radikal yang dijuluki "pemberani".
"Saya percaya bahwa kedamaian tidak akan menyelesaikan masalah. Jika saya ditangkap itu karena untuk berbicara demi keadilan," ujar seorang mahasiswa pengunjuk rasa, bernama Rian.
Gelombang protes yang telah berlangsung selama 11 pekan terakhir ini terus berlangsung karena pengunjuk rasa merasa tidak ada kemajuan berarti dalam tuntutan yang mereka usung yaitu pembatalan RUU Ekstradisi.
Kemarahan massa semakin besar setelah China menggunakan intimidasi, propaganda, hingga kekuatan ekonomi untuk melemahkan gelombang protes.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: