Menurut Siddig, seperti dilansir oleh
Al Jazeera, sudah waktunya bagi Sudan untuk beralih dari pemeliharaan perdamaian ke pembangunan perdamaian. Sekaligus mengakhiri pembatasan pergerakan pasukan Pemerintah Sudan di dalam dan di luar wilayah.
Pada Juni lalu, DK PBB memutuskan untuk menghentikan proses penarikan pasukan penjaga perdamaian PBB-Uni Afrika. Sekaligus memperpanjang mandat pasukan yang dikenal dengan UNAMID itu hingga 31 Oktober mendatang.
Saat ini terdapat 5.600 pasukan helm biru di Darfur. Rencananya jumlah ini akan dikurangi hingga menjadi 4.050 personel. Pasukan PBB datang setelah konflik meletus di Darfur ketika etnis Afrika memberontak dan menuduh pemerintah Sudan yang didominasi Arab melakukan diskriminasi.
Pada Juli 2018, DK PBB memutuskan untuk memotong jumlah pasukan penjaga perdamaian secara besar-besaran. Diperkirakan UNAMID sendiri akan mengakhiri misinya pada 30 Juni 2020.
Meski demikian, Komisioner Uni Afrika, Smail Chergui mengatakan bahwa Darfur masih menghadapi bentrokan antara pasukan pemerintah dengan pemberontak Elnur. Pemberontak ini bahkan kerap melakukan tindakan kekerasan seperti menculik dan merampok.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: