Menurut seorang sumber senior pemerintah kepada
AFP pada Rabu (28/8), protes pecah di sejumlah wilayah terutama di kota utama Srinagar. Polisi bahkan mengerahkan senjata pelet dan gas air mata untuk membubarkan massa.
Sumber itu mengatakan bahwa setidaknya 500 protes dan insiden pelemparan batu terjadi sejak 5 Agustus lalu. Lebih dari setengahnya terjadi di Srinagar.
Protes menyebabkan hampir 100 warga sipil, 300 polisi dan lebih dari 100 tentara paramiliter terluka.
"Jumlah protes bisa jauh lebih tinggi dan lebih besar tanpa blokade yang berlaku," kata pejabat itu.
Dia menambahkan, kemarahan dan pembangkangan publik terus meningkat di Kashmir.
"Upaya untuk meringankan kondisi dibuat sepanjang waktu tetapi tampaknya tidak ada yang berhasil untuk saat ini. Ada kegelisahan menyebar di lembaga keamanan," sambungnya.
Diketahui bahwa wilayah Himalaya itu dikunci ketat sejak beberapa jam sebelum keputusan India untuk mencabut status otonomi khusus Kashmir.
Gerakan dibatasi dan layanan telepon dan internet pun diputus.
Penguncian, serta pengerahan puluhan ribu pasukan tambahan untuk memperkuat Kashmir diperintahkan di untuk meredam kerusuhan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: