Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Telegram Segera Bantu Lindungi Identitas Pengunjuk Rasa Hong Kong?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 01 September 2019, 08:26 WIB
Telegram Segera Bantu Lindungi Identitas Pengunjuk Rasa Hong Kong?
Pengunjuk rasa di Hong Kong/Net
rmol news logo Aplikasi perpesanan populer, Telegram dikabarkan akan memungkinkan pengguna untuk menyembunyikan nomor telepon mereka. Langkah itu dilakukan untuk melindungi pengunjuk rasa Hong Kong dari pemantauan oleh pihak berwenang.

Kabar itu dihembuskan oleh sumber anonim yang dekat dengan informasi, seperti dimuat Reuters pada Sabtu (31/8).

Pembaruan Telegram itu dikabarkan akan dirilis selama beberapa hari ke depan. Bila terealisasi, maka hal itu akan mencegah otoritas daratan China dan Hong Kong menemukan identitas pengunjuk rasa dalam obrolan grup besar di aplikasi tersebut.

Diketahui bahwa ribuan pengunjuk rasa yang melakukan aksi protes anti-pemerintah di Hong Kong kerap menggunakan aplikasi terenkripsi seperti Telegram untuk memobilisasi massa dengan cepat melalui beberapa obrolan grup.

Grup-grup itu digunakan untuk mengunggah segala sesuatu terkait aksi, mulai dari berita tentang protes, rencana aksi akan datang hingga tips menyiram gas air mata yang ditembakkan oleh polisi, identitas polisi yang menyamar serta kode akses ke gedung-gedung di Hong Kong tempat para pemrotes dapat bersembunyi.

Beberapa pengunjuk rasa sebelumnya mengaku khawatir bahwa pihak berwenang dapat menggunakan ketergantungan gerakan pada Telegram untuk memantau dan menangkap penyelenggara aksi.

Grup obrolan Telegram yang digunakan untuk mengatur protes publik sendiri seringkali dapat diakses oleh siapa saja dan peserta menggunakan nama samaran.

Telegram memungkinkan pengguna untuk mencari pengguna lain dengan mengunggah nomor telepon. Fungsi ini memungkinkan pengguna baru dengan cepat mengetahui apakah mereka yang ada di buku kontak ponsel sudah menggunakan aplikasi tersebut atau tidak.

Meski begitu, belum ada konfirmasi, baik dari Biro Keamanan Hong Kong, Kementerian Luar Negeri China, Administrasi Cyberspace China (CAC), Kantor Urusan Hong Kong dan Makau atau pihak Telegram itu sendiri. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA