Dilansir dari
Al Jazeera, sehari sebelumnya, ratusan orang berbaris di Kawasan Pusat Bisnis Johannesburg (CBD) untuk menuntut warga asing pergi dari negara tersebut. Sedikitnya 70 orang ditangkap ketika unjuk rasa kedua dalam pekan ini berakhir ricuh. Polisi bahkan menembakkan peluru karet ke penjarah sementara mobil-mobil terbakar di jalanan.
"Polisi mengecam semua tindakan kekerasan yang ditujukan pada bisnis dan penjarahan toko-toko yang digambarkan milik warga asing oleh opportunis kriminal," ujar kantor komisi provinsi dalam sebuah pernyataan di Facebook.
Dalam sebuah pernyataan lainnya, Komisi Hak Asasi Manusia Afrika Selatan pada Senin (2/9) mengatakan pihaknya "sangat prihatin dengan kekerasan, penjarahan, pembakaran, dan perusakan yang mengganggu sebagian besar Johannesburg. Meski demikian, pejabat menolak laporan bahwa serangan yang sedang berlangsung adalah xenophobia
"Xenophobia hanyalah alasan yang digunakan orang untuk melakukan tindakan kriminal," ujar Menteri Kepolisian, Bheki Cele kepada wartawan, Senin (2/9). Lebih lanjut Cele mengatakan bahwa unjuk rasa ini bukanlah xenophobia melainkan kriminalitas murni.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: