Begitu kata pemimpin Gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus dalam kunjungannya ke Madagaskar akhir pekan ini.
Berbicara kepada presiden Madagaskar, Andry Rajoelina, kabinetnya dan pejabat lainnya, Paus Fransiskus mengatakan bahwa beberapa orang mendapatkan untung dari penggundulan hutan yang berlebihan dan hilangnya spesies yang terkait.
"Kerusakan keanekaragaman hayati itu membahayakan masa depan negara dan bumi, rumah kita bersama," katanya.
Merujuk pada kebakaran yang melalap hutan Amazon di Brasil beberapa waktu terakhir, Paus Fransiskus menekankan pentingnya melindungi alam.
"Hutan terakhir terancam oleh kebakaran hutan, perburuan liar, penebangan hutan-hutan berharga yang tidak dibatasi. Keanekaragaman hayati tumbuhan dan hewan terancam oleh barang selundupan dan ekspor ilegal," ujarnya, seperti dimuat
Reuters.
Salah satu hal yang dapat dilakukan sebagai solusi adalah upaya mencapai keadilan sosial. Sehingga orang-orang yang mata pencahariannya merusak lingkungan memiliki cara lain untuk bertahan hidup.
"Tidak mungkin ada pendekatan ekologis sejati atau upaya efektif untuk melindungi lingkungan tanpa pencapaian keadilan sosial yang mampu menghormati hak atas tujuan bersama barang-barang Bumi, tidak hanya dari generasi sekarang, tetapi juga dari generasi yang akan datang," tegasnya.
Madagaskar sendiri diketahui merupakan pulau terbesar keempat di dunia. Menurut lembaga penelitian dan lembaga bantuan, Madagaskar telah kehilangan sekitar 44 persen dari hutannya selama 60 tahun terakhir. Hal itu dikarenakan adanya ekspor ilegal kayu bakar dan kayu hitam.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.