Kelompok itu memperingatkan bahwa raksasa pencarian itu mungkin telah mengancam persaingan dan konsumen.
Bukan hanya itu, mereka juga mengutarakan kekhawatiran soal cara Google memberi peringkat pada hasil pencariannya dan melindungi data pribadi pengguna.
Jaksa Agung Texas Ken Paxton menjelaskan, ada dugaan bahwa Google mendominasi semua aspek periklanan di internet.
"Tidak ada yang salah dengan bisnis yang menjadi permainan terbesar di kota jika melakukannya melalui persaingan pasar bebas," katanya.
"Tetapi kami telah melihat bukti bahwa praktik bisnis Google mungkin telah merusak pilihan konsumen, menghambat inovasi, melanggar privasi pengguna dan menempatkan Google dalam kendali aliran dan penyebaran informasi online," sambungnya, seperti dimuat
BBC.
Menurut
eMarketer, Google menyumbang sekitar 38 persen dari pengeluaran iklan digital di Amerika Serikat yang bernilai sekitar 48 miliar dolar AS.
Pihak Google sendiri mengaku terbuka dan selalu siap bekerjasama dengan pemerintah.
"Kami selalu bekerja secara konstruktif dengan regulator dan kami akan terus melakukannya," begitu keterangan pihak Google.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.