Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Xi Jinping: Jika Filipina Ingin Kerja Sama, Abaikan Putusan Arbitrase

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 11 September 2019, 13:37 WIB
Xi Jinping: Jika Filipina Ingin Kerja Sama, Abaikan Putusan Arbitrase
Xi Jinping saat bertemu Diterte/Net
rmol news logo China menawarkan kerja sama energi di Laut China Selatan dengan syarat Filipina mengabaikan putusan arbitrase yang telah berlaku. Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Filipina, Rodrigo Duterte kepada wartawan pada Selasa malam (10/9).

"Sisihkan klaimmu (Filiphina). Lalu izinkan semua orang terhubung dengan perusahaan China. Mereka ingin menjelajah. Jika ada sesuatu (sumber daya energi) kami akan memberi anda 60 persen, 40 persen untuk mereka," begitu janji Presiden China, Xi Jinping yang dikutip oleh Duterte seperti yang dilansir oleh Reuters.

Dalam pertemuan Xi dan Duterte baru-baru ini, Xi mengatakan China akan setuju menjadi mitra junior dalam usaha pengembangan gas terpendam di Reed Bank, 140 km dari lepas pantai Filipina dan berlokasi di dalam Zona Eksklusif Ekonomi (ZEE) Filipina. Namun, Filipina harus mengabaikan keputusan Pengadilan Tetap Arbitrase 2016.

Sebelumnya, pengadilan arbitrase di Den Haag melakukan klarifikasi batas-batas laut dan hak kedaulatan Filipina. Hasilnya, klaim "nine-dash line" yang mengambil wilayah Filipina dinyatakan tidak sah. Pengadilan menyatakan, Filipina memiliki hak hukum untuk melakukan eksploitasi simpanan gas di wilayah tersebut. China pun menolak keras untuk mengakui putusan itu.

Duterte yang secara personal dekat dengan Xi berusaha untuk menahan perselisihan antara Filipina dan China yang dikritik oleh banyak pihak. Duterte sendiri berharap agar China dapat memberikan investasi kepada Filipina tanpa membawa perkara Laut China Selatan.

Meski demikian, diketahui Duterte tidak mengatakan apakah ia setuju tawaran Xi. "Kita akan mengabaikan aktivitas ekonomi yang akan datang," tegas Duterte.

Ketika dimintai tanggapannya pada  Rabu (11/9), Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin mengatakan, perjanjian awal China dan Filipina akan menghilangkan posisi hukum negara yang berhak atas sumber daya energi tersebut.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA