Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kebanjiran Kecaman, Janji PM Israel Caplok Sebagian Tepi Barat Dianggap Rasis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 12 September 2019, 06:29 WIB
Kebanjiran Kecaman, Janji PM Israel Caplok Sebagian Tepi Barat Dianggap Rasis
Benjamin Netanyahu/Net
rmol news logo Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kebanjiran kritik dan kecaman setelah mengumumkan janjinya untuk menganeksasi atau mencaplok sebagian besar wilayah di Tepi Barat Palestina jika dia kembali terpilih dalam pemilu pekan depan.

Netanyahu pada Selasa (10/9) mengatakan, Israel akan menerapkan kedaulatan ke Lembah Yordan dan Laut Mati utara segera setelah dia mendapatkan masa kelima dalam pemilu 17 September mendatang.

Lembah Jordan dan Laut Mati utara merupakan wilayah yang menempati 30 persen dari Tepi Barat.

Kedua wilayah itu terletak di Area C, yang berarti mereka sebagian besar berada di bawah kendali militer dan sipil Israel.

Menurut kelompok HAM Israel B'Tselem, sekitar 65.000 warga Palestina dan 11.000 warga Israel yang tinggal di permukiman ilegal tinggal di daerah itu.

Menanggapi hal tersebut, kelompok negara-negara Arab yang bergabung dalam Liga Arab segera menggelar partemuan di Kairo. Dalam pertemuan itu, hadir menteri luar negeri negara-negara Arab.

Mereka satu suara menyebut bahwa janji pemilihan Netanyahu merupakan perkembangan berbahaya dan agresi Israel baru dengan menyatakan niat untuk melanggar hukum internasional.

"Liga Arab menganggap pernyataan-pernyataan ini merusak peluang kemajuan dalam proses perdamaian dan akan menghancurkan semua fondasinya," begitu bunyi keterangannya seperti dimuat Al Jazeera.

Sementara itu, dalam serangkaian pernyataan terpisah, pemerintah Qatar mengkritik langkah itu.

"Israel terus menghina hukum internasional," begitu bunyi pernyataan tersebut.

Turki mengeluarkan kecaman yang sama dengan menyebut bahwa janji aneksasi itu rasis. Sedangkan Yordania menyebut, rencana Netanyahu sebagai eskalasi serius. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA