Janji Lam tersebut diberikan untuk meredakan ketidakpuasan rakyat Hong Kong terhadap pemerintah. Terutama setelah pemerintah mencanangkan RUU Ekstradisi yang memicu gelombang unjuk rasa besar-besaran selama tiga bulan terakhir.
Diberitakan
Reuters, janji Lam untuk meningkatkan pasokan perumahan tak lepas dari tuntutun para pengunjuk rasa. Selain menuntut hak demokrasi yang lebih luas, para pengunjuk rasa juga geram atas biaya hidup yang sangat tinggi dan kurangnya prospek pekerjaan.
Pengunjuk rasa menyatakan bahwa pemerintah memberikan kebijakan perumahan yang tidak adil. Diketahui, Hong Kong adalah wilayah yang memiliki beberapa real estate termahal di dunia. Ironisnya, banyak rakyat Hong Kong yang terpaksa menyewa sepetak apartemen kecil dengan harga yang tidak murah.
Boleh jadi, pernyataan Lam ini merupakan antisipasi terhadap rencana terbaru para pengunjuk rasa yang akan kembali melancarkan serangkaian aksi.
Pada Jumat (13/9), diketahui para pengunjuk rasa bersiap dengan membawa lentera dan membentuk rantai manusia di Victoria Park. Selain itu, pada akhir pekan, pengunjuk rasa juga berencana untuk mengadakan aksi duduk di mal-mal dan bandara.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: