Dilansir dari Reuters, setelah pada Jumat (13/9) para pengunjuk rasa melakukan aksi damai dengan bernyanyi di Festival Pertengahan Musim Gugur, kali ini mereka akan melakukan aksi damai lainnya dengan aksi duduk di mal.
Sehari setelahnya, Minggu (15/9), para pengunjuk rasa juga berencana untuk berkumpul halaman Konsulat Inggris untuk menuntut China menghormati Deklarasi China-Inggris 1984.
Meski demikian, para analis mengatakan Inggris tidak dapat berbuat lebih. Mengingat rencana Brexit No Deal membuat Inggris menggantukan harapan pada kerja sama perdagangan dan investasi dengan China.
Beberapa waktu terakhir Hong Kong menjadi bahasan panas. Aksi demonstrasi besar-besaran terjadi di negara itu yang melibatkan jutaan orang.
Pemicunya adalah, Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lim memperkenalkan sebuah rancangan undang-undang (RUU) terkait ekstradisi. RUU ini akan memberi kuasa kepada Hong Kong untuk menahan orang yang sedang berada "di sana" (baik itu warga negara maupun bukan) untuk kemudian dikirim dan diadili di China.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: