"Ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan Suriah, terutama di Idlib. Untuk mengakhiri lingkungan konflik, menyediakan kondisi yang diperlukan untuk pemulangan sukarela para pengungsi, dan untuk berkonsultasi mengenai langkah-langkah bersama yang akan diambil di masa depan dalam rangka membangun sebuah solusi politik permanen," beber Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan seperti dilansir oleh
Yenisafak.Sebelumnya, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ketiga negara ini pernah dilakukan di Astana, Kazakhstan pada Januari 2017. Dalam KTT tersebut terdapat 13 putaran pembicaraan untuk mengakhiri konflik Suriah.
Beberapa waktu lalu, diketahui Turki dan Rusia sudah sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi, di mana semua pihak dilarang melakukan tindakan agresi.
Namun, rezim Suriah dan sekutu-sekutunya secara konsisten melanggar ketentuan-ketentuan gencatan senjata sepihak ini dengan melancarkan berbagai serangan ke lawan mereka.
Saat ini, zona de-eskalasi atau zona aman dihuni oleh sekitar 4 juta warga sipil. Termasuk ratusan ribu orang yang terlantar akibat perang di negara tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: