Hal itu lantaran tak ada opsi tindakan militer terhadap kelompok teroris yang masuk ke daftar hitam PBB.
Russia Today, Jumat (20/9) melaporkan, hak veto tersebut merupakan yang ke- 13 diberikan Rusia sejak konflik Suriah pecah pada 2011. Sementara bagi China, veto ini dilakukan ke-7 kalinya. Ada pun resolusi tersebut disponsori oleh Kuwait, Jerman, dan Belgia.
"Tujuan resolusi adalah menyelamatkan para teroris internasional yang bercokol di Idlib dari penghancuran total dan menggambarkan Rusia dan Suriah sebagai penyebab apa yang terjadi di sana," ujar perwakilan Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia.
Usai memveto, Rusia juga memberikan resolusi gencatan alternatif. Sayangnya resolusi tersebut mendapat 12 suara penolakan.
Di dalam konflik Suriah, Rusia mendukung Presiden terpilih Bashar al-Assad melawan kelompok pemberontak. Sementara AS memberikan dukungan kepada pemberontak antipemerintah dan menganggap Assad sebagai seorang diktator.
Provinsi Idlib adalah wilayah yang dikuasai pemberontak dan teroris. Alhasil, banyak serangan di wilayah ini yang memakan korban warga sipil di mana AS dan sekutunya menyalahkan pemerintah Suriah dan Rusia.
China sendiri tidak memiliki keterkaitan langsung dengan konflik Suriah. China memberikan vetonya sebagai sebuah aksi solidaritas pada Rusia mengingat hubungan keduanya yang semakin mesra.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: