Yenisafak melaporkan, Senin (23/9), menurut Komisi Hak Asasi dan Kebebasan Mesir (ECRF) terdapat 356 orang yang telah ditangkap sejak unjuk rasa pada Jumat (20/9). Di antara orang-orang yang ditangkap terdapat aktivis sekaligus pengacara HAM, Mahienour El-Masry, serta wartawan dan mahasiswa.
Diketahui, sejak Jumat (20/9), ratusan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di Kairo bagian tengah dan di beberapa kota untuk melawan pemerintahan Mesir. Presiden Abdel Fattah merupakan mantan jenderal angkatan darat yang berkuasa pada 2014, setelah mengusir Presiden Mohamed Morsi yang terpilih secara demokratis.
Aksi unjuk rasa terjadi setelah seorang pengusaha sekaligus aktor asal Mesir, Mohamed Ali menuduh Abdel Fattah melakukan korupsi dan meminta rakyat Mesir untuk turun ke jalan dan menuntut sang presiden menanggalkan posisinya.
"Jika Abdel Fattah tidak mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis (19/9), maka rakyat Mesir akan keluar ke kota pada Jumat (20/9) sebagai protes," ujar Ali dalam sebuah video yang diunggah pada Selasa (17/9).
Dalam unjuk rasa di Mesir, media asing sangat dibatasi oleh pemerintah. Bahkan Layanan Informasi Mesir (SIS) menyatakan saat ini media sedang dimonitor.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: