Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Beri Subsidi Ilegal Ke Airbus, Uni Eropa "Undang" Sanksi AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 03 Oktober 2019, 16:39 WIB
Beri Subsidi Ilegal Ke Airbus, Uni Eropa "Undang" Sanksi AS
Performa penjualan Airbus terus ditekan AS/Net
rmol news logo Presiden Amerika Serikat, Donald Trump tak henti-hentinya menebar manuver ekonomi di berbagai penjuru dunia. Setelah melakukan manuver perang dagang dengan China dan pemberlakuan sanksi ekonomi kepada sejumlah negara, kali ini pemerintahan Trump akan berlakukan sanksi tarif impor kepada beberapa produk Uni Eropa.

Manuver ekonomi yang dilakukan oleh AS ini bersifat balasan atas subsidi ilegal yang diberikan oleh 28 negara Uni Eropa kepada perusahaan penerbangan raksasa, Airbus yang tak lian adalah pesaing utama Boeing, perusahaan milik AS.

Usut punya usut, pengenaan tarif impor kepada beberapa produk Eropa senilai 7,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 106 triliun (kurs: Rp 14.191/dolar AS) ini sudah disetujui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Rabu (2/10).

Dinukil Associated Press, tarif ini akan diberlakukan per 18 Oktober mendatang untuk beberapa produk seperti keju, wiski, hingga barang-barang mewah.

Menanggapi lampu hijau dari WTO, Trump menyebut keputusan ini sebagai "kemenangan bagi Amerika Serikat". Namun dibalas kekhawatiran oleh banyak pihak karena akan mempengaruhi ekonomi global yang sedang tidak sehat.

Bahkan Komisaris Perdagangan Uni Eropa, Cecilia Malmstrom mengatakan perang tarif ini hanya akan menimbulkan kerusakan terhadap bisnis dan perdagangan global serta industri penerbangan yang lebih luas.

"Jika AS memutuskan untuk memberlakukan tindakan balasan resmi WTO, itu akan mendorong Uni Eropa ke dalam situasi di mana kita tidak akan memiliki pilihan lain selain melakukan hal yang sama," kata Malmstrom.

Pada Mei 2018, WTO menemukan data bahwa bantuan UE untuk Airbus telah mengakibatkan hilangnya angka penjualan Boeing di pasar twin-aisle.

Namun, kejatuhan Boeing tak semata-mata karena keunggulan Airbus. Diketahui, Boeing juga tengah menghadapi cobaan dengan di-grounded-nya 787 MAX akibat dua kecelakaan maut di Ethiopia dan Indonesia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA