Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Demi Pertahankan Bisnis, Presiden Nigeria dan Afsel Bertemu Bahas Xenophobia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 04 Oktober 2019, 09:42 WIB
Demi Pertahankan Bisnis, Presiden Nigeria dan Afsel Bertemu Bahas Xenophobia
Muhammadu Buhari dan Cyril Ramaphosa
rmol news logo Kekerasan akibat xenopobia harus dientaskan. Hal tersebut menjadi agenda utama dalam pertemuan Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari dan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Laporan Associated Press, Kamis (3/10),  pertemuan yang direncanakan sebagai pertemuan bisnis antara dua kekuatan ekonomi Afrika berubah menjadi dialog untuk mencari solusi agar kerusuhan akibat xenophobia di Afrika Selatan selama beberapa tahun terakhir bisa selesai.

Ramaphosa mengatakan "mekanisme peringatan dini" akan diberlakukan untuk menghindari serangan mematikan terhadap orang asing yang membuat hubungan Afrika Selatan dengan negara-negara lainnya, terutama Nigeria memburuk.

Diketahui, beberapa waktu lalu, warga Afrika Selatan melakukan aksi kerusuhan dengan menjarah bisnis orang asing, yang didominasi oleh warga Nigeria. Tak hanya menjarah, warga juga membakar toko dan menyerang para pemiliknya. Alhasil, warga Nigeria pun melakukan hal yang sama terhadap bisnis Afrika Selatan di negara tersebut.

Kekerasan demi kekerasan, hubungan bilateral yang kemudian jadi taruhan. Kantor kedutaan diplomatik Afrika Selatan di Nigeria juga sempat ditutup sementara. Tak hanya hubungan diplomatik, hubungan dagang kedua negara senilai 3,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 4,7 triliun (kurs: Rp 14.124/dolar AS) pada 2018 juga diambang krisis.

"Hubungan antara kedua negara kami sangat kuat dan kami ingin menyambut lebih banyak bisnis Nigeria untuk datang ke sini," ujar Ramaphosa seraya menambahkan Afrika Selatan tidak akan lupa akan dukungan Nigeria ketika sanksi politik dan ekonomi membayangi negara itu akibat apartheid.

"Tanpa dukungan Nigeria, kebebasan kita (Afrika Selatan) akan datang dengan biaya yang jauh lebih besar," lanjutnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA