"Saya bertekad untuk bertemu dengan Pemimpin Kim Jong Un secara langsung tanpa syarat, untuk menyelesaikan masalah penculikan yang sangat penting," ujar Abe dalam pidatonya di Parlemen, Jumat (4/10), Reuters.
Penculikan warga negara Jepang oleh agen Korut adalah cerita lama. Pada 2002, Korut mengakui agennya telah menculik 17 warga Jepang. Korut menjelaskan, dari 17 orang tersebut, 5 dipulangkan, 8 tewas, dan 4 lainnya tidak pernah sampai ke negara itu.
Atas kasus tersebut, Abe berjanji akan melanjutkan perkara ini hingga semua korban penculikan pulang meski ketegangan di kawasan tengah meningkat akibat program nuklir dan rudal Korut.
Keberanian Abe ini dikarenakan masalah korban penculikan adalah inti dari identitas politik Abe yang membuatnya ada di posisi sebagai Perdana Menteri Jepang. Demikian disampaikan oleh Direktur Studi Asia dari Temple University, Jeff Kingston.
Namun, tampaknya Abe sendiri akan kesulitan untuk bertemu dengan Kim, mengingat Jepang memiliki sedikit pengaruh atas Korut dan masa lalu Jepang yang pernah menjajah Korea. Meski demikian, menurut Wakil Direktur Pusat Strategi Pembuatan Peraturan di Universitas Tama, Brad Glosserman, Jepang bisa memanfaatkan pembicaraan nuklir antara AS dan Korut di Stockholm, Sabtu besok (5/10).
"Satu-satunya peran yang akan dimainkan Jepang adalah untuk membiayai apapun kesepakatan yang dicapai," ujar Glosserman.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: