Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jika Unjuk Rasa Hong Kong Terus Memburuk, Carrie Lam Akan Biarkan Militer China Turun Tangan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 08 Oktober 2019, 15:35 WIB
Jika Unjuk Rasa Hong Kong Terus Memburuk, Carrie Lam Akan Biarkan Militer China Turun Tangan
Carrie Lam indikasikan bakal menyerahkan masalah di Hong Kong kepada China/Net
rmol news logo . Kondisi Hong Kong yang tak kunjung menentu setelah dilanda gelombang unjuk rasa berbulan-bulan tampaknya membuat Kepala Eksekutif Carrie Lam mulai berpikir untuk "lambaikan tangan". Bukan bermaksud menyerah, tapi Lam mengindikasikan militer China akan turun tangan bila unjuk rasa prodemokrasi di pusat perekonomian Asia itu kian memburuk, Selasa (8/10).

"Saya masih merasa bahwa kita harus menemukan solusinya sendiri. Posisi pemerintah pusat (China) pun sama, Hong Kong harus mengatasi masalahnya sendiri. Tetapi jika situasinya menjadi sangat buruk, maka tidak ada pilihan lain," ujar Lam dalam konferensi pers seperti dimuat Associated Press.

Lebih lanjut, Lam juga mendesak para kritikus asing untuk menerima bahwa unjuk rasa Hong Kong tidak lagi merupakan gerakan damai, melainkan sebuah kekerasan. Selain itu, Lam mengaku tengah mencari cara yang sah dan sesuai konstitusi agar China dapat mengintervensi persoalan di wilayah ini.

Diketahui, sejak dimulai pada Juni silam, unjuk rasa Hong Kong tak kunjung padam. Alhasil, sektor pariwisata hingga bisnis di Hong Kong menjadi korban. Persoalan ini makin rumit seiring perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang tambah sengit dalam setahun terakhir.

Bahkan Presiden AS Donald Trump pada Senin kemarin (7/10) mendesak agar Presiden China Xi Jinping untuk membuat "solusi yang manusiawi" di Hong Kong. Trump memperingatkan, jika situasi Hong Kong semakin buruk, maka risikonya adalah kesepakatan dagang kedua dengan China bakal dievaluasi.

Diketahui, sejak Lam memberlakukan undang-undang darurat yang melarang penggunaan masker wajah untuk menutupi identitas para demonstran, unjuk rasa semakin tidak terkendali.

Pada Sabtu (5/10) dan Minggu (6/10), unjuk rasa berakhir dengan bentrokan tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tapi juga merusak fasilitas umum. Akhirnya, layanan sistem metro tidak beroperasi dan banyak toko yang tutup. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA