Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ini Kunci Akhiri Perang Yaman Menurut Menlu Iran

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Jumat, 11 Oktober 2019, 06:38 WIB
Ini Kunci Akhiri Perang Yaman Menurut Menlu Iran
Menlu Iran Javad Zarif/Net
rmol news logo Perang tak berkesudahan yang telah terjadi di Yaman selama empat setengah tahun terakhir telah membawa kawasan Timur Tengah ke jurang bencana.

"Sudah terlalu lama ada ketidakpercayaan, kepahitan, dan konflik di masyarakat sekitar Selat Hormuz. Sudah terlalu lama, negara-negara telah mempersenjatai diri mereka sendiri, dan menyerbu, membom, atau saling embargo," kata Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif dalam keterangannya yang dirilis (Kamis, 10/10).

"Sudah terlalu lama, pasukan asing datang ke wilayah kami untuk memproyeksikan kekuatan mereka, bukan untuk melindungi rakyat kita," tambahnya.

Menurut Zarif, negara-negara di kawasan kolektif memilih untuk tetap berada di jalur ketidakstabilan dan ketegangan seperti yang terjadi saat ini padahal ada opsi perdamaian, keamanan, stabilitas dan kemakmuran untuk semua.

Iran sendiri tidak tinggal diam. Zarif menjelaskan bahwa Iran kerap memberikan solusi untuk mengakhiri konflik di Yaman. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Presiden Iran Hassan Rouhani pada akhir September lalu mengusulkan "Hormuz Peace Endeavour" sebagai solusi untuk mengakhiri perang Yaman di Majelis Umum PBB.

"(Sayangnya), ada kepentingan dan ideologi yang saling bersaing, perbedaan dalam ukuran, sumber daya dan kemampuan, dan ketidakpercayaan di antara negara-negara yang paling terpengaruh oleh perkembangan dalam hal ini, yakni Iran, Irak, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Oman, Uni Emirat Arab dan Bahrain," tutur Zarif.

Karena itulah, menurut Zarif, kunci agar upaya untuk mengakhiri perang Yaman berhasil, perlu kepatuhan universal terhadap tujuan dan prinsip piagam PBB.

"Kita semua harus berkomitmen untuk saling menghormati kedaulatan dan integritas teritorial satu sama lain, tidak dapat diganggu gugatnya perbatasan internasional kita, dan penyelesaian sengketa secara damai," jelas Zarif.

"Mempertimbangkan perbedaan yang jelas dalam ukuran dan sumber daya, kita harus berkomitmen untuk saling menghormati, kepentingan bersama," tegasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA