Menurut Wakil Menteri Sumber Daya Energi AS Frank Fannon, militer Amerika Serikat telah melakukan survei udara untuk meneliti nilai potensi mineral di Greenland, Rabu (9/10).
"Kami memiliki angkatan laut di sana untuk melakukan survei hiperspektral, pada dasarnya menggunakan teknologi penerbangan berlebih untuk bisa memahami
endowmen sumber daya," ujar Fannon seperti dimuat
Reuters, Jumat (11/10).
Sementara itu, menurut siaran pers Pemerintah Greenland, pemetaan udara akan dibiayai bersama dan melibatkan survei sekitar 3.000 km persegi di Provinsi Gardar.
AS dan Denmark, termasuk Greenland yang ada di dalamnya, sebenarnya sudah memiliki nota kesepahaman untuk bekerja sama dalam mengembangkan sektor mineral pada Juni silam.
Namun, hubungan kedua negara ini sempat buruk setelah Denmark menolak niat Trump untuk membeli Greenland. Penolakan yang membuat Trump membatalkan kunjungannya ke negara itu pada September lalu.
Meski demikian, Fannon mengatakan hubungan AS dan Denmark maupun Greenland adalah hubungan yang positif. Bahkan Greenland meminta bantuan AS karena pengembangan mineral memiliki proses yang cukup mahal dan intensif teknologi yang tinggi.
Tak hanya Amerika Serikat, Greenland memang mendapat perhatian dari negara-negara adikuasa dunia, termasuk China dan Rusia. Greenland dilihat sebagai akses ke arah wilayah Kutub Utara untuk sumber daya mineral dan saluran air strategis.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: