"Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed telah dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini atas upayanya untuk mencapai perdamaian dan kerja sama internasional, dan khususnya atas inisiatif tegasnya untuk menyelesaikan konflik perbatasandengan negara tetangga, Eritrea," ujar Komite Nobel Norwegia, Jumat (11/10).
Dimuat
Reuters, hadiah nobel senilai 900 ribu dolar AS akan diberikan kepada PM Ahmed di Oslo pada 10 Desember mendatang.
Ethiopia dan Eritrea sendiri sudah berkonflik yang diakibatkan sengketa perbatasan sejak 1998. Dalam konflik tersebut, kedua negara miskin di Afrika ini menghabiskan miliaran dolar untuk membeli senjata. Hal ini yang membuat konflik kedua negara dianggap "perang paling tidak masuk akal di Afrika".
Alhasil, setidaknya 70 ribu orang tewas dalam konflik tersebut.
Meski kedua belah pihak telah menandatangani perjanjian damai pada tahun 2000, tetapi ketegangan masih tinggi hingga PM Ahmed menjabat pada tahun lalu. Pasalnya setelah menjabat, PM Ahmed tidak anya memperbarui perjanjian dengan Presiden Eritrea Isaias Afwerki, tetapi juga membebaskan para tahanan politik.
Setelah perjanjian itu, kedua pemimpin negara Afrika ini bersumpah untuk meningkatkan hubungan diplomatik, politik, dan ekonomi serta membuka kembali wilayah perbatasan untuk pertama kalinya setelah 2 dekade.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: