Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonomi Global Buruk, Banyak Perusahaan Terpuruk

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Sabtu, 12 Oktober 2019, 17:27 WIB
Ekonomi Global Buruk, Banyak Perusahaan Terpuruk
Dampak ekonomi global tidak stabil/Net
rmol news logo Tahun ini tampaknya menjadi tahun yang sulit tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga masyarakat global. Pasalnya, semua ketegangan politik, keamanan, dan ekonomi bercampur dan membuat stabilitas dunia terganggu.

Sebut saja perang dagang Amerika Serikat dan China, Korea Selatan dan Jepang, Brexit, unjuk rasa Hong Kong, hingga konflik di timur tengah yang belum menampakkan titik akhir dan membuat ekonomi global terdorong ke dekat jurang.

Sejumlah perusahaan dunia dari berbagai sektor terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Tidak hanya perusahaan kecil dan menengah, perusahaan besar multinasional pun ikut terkena dampak.

Berikut ini beberapa perusahaan yang memangkas karyawannya sepanjang tahun 2019.

HSBC Holding PLC
Grup perbankan terbesar di dunia yang bermarkas di London, Inggris ini terpaksa akan mem-PHK 10.000 stafnya di seluruh dunia. HSBC sendiri telah melakukan hal yang sama pada awal Agustus dengan memecat 7.400 karyawan yang didominasi oleh staf senior.

Deutsche Bank, Commerzbank, Barclays, Societe Generale
The Guardian melaporkan, bank milik Jerman ini telah memangkas 18.000 orang karyawan di seluruh dunia pada Juli lalu. Pemangkasan ini adalah pemangkasan terbesar selama empat tahun terakhir.

Hal yang sama dilakukan oleh Barclays yang berbasis di London dan Societe Generale yang berbasis di Perancis. Keduanya mengaku telah memangkas 3.000 dan 1.600 karyawannya pada kuartal kedua tahun ini. Sementara itu, Commerzbank harus memutuskan hubungan kerja dengan 4.300 stafnya.

Hawlett-Packard Company (HP)
Perusahaan teknologi informasi terbesar di dunia yang dibangun oleh Bill Hawlett dan Dave Packard telah mengumumkan pemotongan hubungan kerja terhadap 7.000 hingga 9.000 karyawannya di seluruh dunia pada 2020.

Dilansir Associated Press, PHK ini dilakukan untuk menyimpan pendapatan hingga 1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 14 triliun (kurs: Rp 14.133/dolar AS) pada 2022. Saat ini, HP sendiri diketahui memiliki 55.000 karyawan di seluruh dunia

We Work
Perusahaan penyedia ruang kerja ini dilaporkan akan memecat 10 hingga 25 persen karyawannya yang saat ini berjumlah 12.500 orang. Artinya, We Work akan memecat 1.000 hingga 3.000 orang karyawannya sepeti yang dimuat Bussiness Insider.

Pada tahun 2017, perusahaan AS ini memiliki modal sebesar 20 miliar AS atau setara dengan Rp 282 triliun.

LG Display Co. Ltd
Perusahaan pembuat panel LCD terbesar kedua di Korea Selatan setelah Samsung Electronics ini dikabarkan akan melakukan PHK besar-besaran. Meski tidak diberi rincian mengenai jumlah ataupun waktu PHK dilakukan, namun Financial Times mengabarkan PHK akan dilakukan secara sukarela.

LG Display terpaksa memutuskan hubungan kerja dengan karyawannya karena telah kalah saing dengan produk LCD buatan China. Kalah saing ini terjadi ketika Korea Selatan dan Jepang melakukan perang dagang yang membuat Jepang menghentikan ekspor komponen penting dalam pembuatan LCD.

Sejumlah perusahaan besar lainnya yakni Uber Technologies, Ford Motor, Huawei Technologies, Nissan. Perusahaan-perusahaan skala besar ini juga melakukan pemangkasan ribuan karyawannya lantaran krisis ekonomi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA