Akibat aksi tersebut Stasiun Kowloon Tong rusak parah dalam. Polisi anti huru hara bergegas dikerahkan ke jalan-jalan Kowloon dan di dalam beberapa stasiun metro sesudahnya untuk mencegah insiden serupa.
Para pengunjuk rasa masih menyuarakan hal yang sama, yakni penentangan akan cengkraman kuat China di wilayah tersebut.
Ratusan pengunjuk rasa mengenakan topeng wajah saat melakukan aksi di wilayah Kowloon dan bergerak ke distrik dekat stasiun Kowloon Tong.
Diketahui bahwa kemarahan pengunjuk rasa terbaru diakibatkan oleh
langkah pemerintah Hong Kong yang berencana menggunakan undang-undang
darurat era kolonial untuk melarang penggunaan masker dan topeng penutup
wajah.
"Tidak ada kejahatan untuk menutupi wajah kita, tidak ada alasan untuk memberlakukan hukum (anti-topeng)," teriak pengunjuk rasa seperti dimuat
Reuters.
"Saya punya hak untuk memakai topeng," kata pengunjuk rasa lainnya.
Gelombang protes di Hong Kong sendiri bermula sejak rencana RUU ekstradisi yang sekarang sudah dibatalkan. Meski begitu, gelombang protes tidak juga menemukan titik akhir dan justru semakin anarki. Para pengujuk rasa membuat tuntutan yang lebih besar, yakni penentangan akan pengaruh China yang kuat di Hong Kong.
Protes telah menjerumuskan kota ke dalam krisis terburuk sejak Inggris mengembalikannya ke China pada tahun 1997.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: