Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tak Ingin Dianggap Beri Lampu Hijau, Trump Siapkan Sanksi Ekonomi Berat Untuk Turki

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 14 Oktober 2019, 10:15 WIB
Tak Ingin Dianggap Beri Lampu Hijau, Trump Siapkan Sanksi Ekonomi Berat Untuk Turki
Donald Trump siap beri sanksi berat kepada Turki/Net
rmol news logo Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan seluruh pemerintahannya sedang mempertimbangkan pemberlakuan sanksi ekonomi kepada Turki. Ini menjadi buntut dari agresi Turki yang melakukan operasi militer ke Suriah utara sejak awal pekan lalu.

"Berurusan dengan @LindseyGrahamSC dan banyak anggota Kongres, termasuk Demokrat, tentang memberlakukan sanksi yang kuat di Turki. Perbendaharaan sudah siap, undang-undang tambahan mungkin dicari. Ada konsensus besar tentang ini. Turki telah diminta agar hal itu tidak dilakukan," tulis Trump dalam akun Twitter-nya, Minggu (13/10).

Sebelum itu, Jumat (11/10), Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan Trump telah menyetujui sanksi baru yang lebih berat untuk Turki. Bahkan seorang pejabat AS yang tidak ingin disebutkan identitasnya menyebut sanksi sedang dipersiapkan di semua tingkat pemerintah untuk segera diluncurkan.

Dikabarkan Reuters, pemberian sanksi ini dinilai sebagai upaya menampik tudingan bahwa Trump memberi lampu hijau terhadap Turki untuk menyerang pasukan Kurdi, YPG. Apalagi, kritik terhadap Trump juga semakin pedas ketika ia mulai menarik pasukan AS di Suriah utara.

Trump berdalih bahwa keputusan itu dibuat bukan sebagai lampu hijau, melainkan untuk memenuhi misinya mengeluarkan AS dari "perang tanpa akhir" selama delapan tahun terakhir di Suriah.

Selain AS, sebelumnya negara-negara Eropa seperti Swedia, Prancis, hingga Finlandia telah memberlakukan larangan penjualan senjata ke Turki sebagai bentuk penentangan terhadap  Operation Peace Spring yang dilakukannya terhadap Suriah.

Sejak pekan lalu, Turki melakukan serangan tanpa henti yang menargetkan militan Kurdi, YPG yang menjadi komponen utama Pasukan Demokrat Suriah (SDF). SDF sendiri diketahui telah menjadi sekutu lama AS untuk menghancurkan ISIS. Berbeda dengan Turki yang menganggap SDF sebagai teroris. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA