Dimuat Associated Press, Rabu (16/10), untuk pertama kalinya dalam tiga minggu terakhir, Moise berani untuk bersuara. Dalam konferensi pers yang mengejutkan banyak pihak itu, Moise mengatakan akan melepaskan kekuasaanya hanya melalui proses hukum seperti pemilihan.
"Selama apapun, saya siap berdialog. Kami tidak ingin 1986 terulang lagi," ujar Moise merujuk peristiwa di mana Presiden Jean-Claude Duvalier mengundurkan diri ketika unjuk rasa besar-besaran di Haiti.
Lebih lanjut, Moise mengatakan, saat ini kondisi Haiti jauh lebih buruk daripada periode 2004-2005 ketika menggulingkan Presiden Jean-Betrand Aristide. Sehingga Moise menegaskan negosiasi apa pun yang mengarah pada penyelesaian secara damai akan dia lakukan.
Moise kemudian mendesak agar oposisi menyeujui langkah damai ini. Meski demikian, para pemimpin oposisi langsung menolak Moise dan mengatakan tawarannya tidak kredibel.
Unjuk rasa Haiti sendiri dipicu oleh ketidakmampuan pemerintah menangani korupsi, inflasi yang hampir mencapai 20 persen, dan kurangnya pasokan dasar. Atas ketidakmampuan ini, para pengunjuk rasa menyerukan Moise untuk mengundurkan diri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: