Ribuan warga Bolivia yang geram dengan proses penghitungan suara yang dicurangi, turun ke jalan. Mereka menganggap Presiden Eva Morales telah berupaya mencurangi pemilihan umum.
Warga yang protes memenuhi luar Hotel La Paz di Sucre, Bolivia pada Selasa (22/10). Hotel itu sendiri merupakan tempat dewan pemilihan memproses surat suara yang tersisa dalam pemilu yang berlangsung Minggu (20/10).
Dilaporkan
Reuters, menurut perhitungan cepat yang dilakukan Mahkamah Pemilihan Umum negara bagian (TSE), Morales mengungguli pesaingnya, Carlos Mesa dengan selisih 10 poin dengan perhitungan suara 95 persen.
Namun, ada yang janggal dalam perhitungan tersebut. Karena setelah perhitungan suara hingga 84 persen, TSE menghentikan mempublikasi pemilihan pada Senin (21/10). Akibatnya, publik pun curiga dan memulai protes.
Para pengunjuk rasa pun menuntut wakil presiden dewan pemilihan untuk mundur dan mengungkapkan laporan yang sebenarnya. Karena telah mendiskreditkan seluruh proses pemilihan sehingga menyebabkan gejolak sosial yang tidak perlu.
Menanggapi hal ini, Menteri Luar Negeri Diego Pary kemudian mengundang Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) untuk mengaudit perhitungan suara. Bahkan pemerintah asing seperti Amerika Serikat juga menyatakan keprihatinan tentang pemilu Bolivia kali ini.
Menurut pengamat dari OAS, langkah itu secara drastis mengubah nasib Pemilu Bolivia dan melukai kepercayaan terhadap proses tersebut.
Sementara itu, Presiden TSE, Maria Eugenia Choque mengatakan kepada wartawan sembari menangis, pihaknya membantah ada upaya penipuan pemilu seperti yang dilontarkan oleh warga Bolivia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: