"Kami melihat kekerasan hari ini di Hong Kong direproduksi di tempat lain," kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi kepada
AFP awal pekan ini, mengutip protes berujung bentrok di Catalunya dan Chile.
"Di Catalunya mereka secara terbuka menyatakan bahwa Hong Kong kedua akan dibuat di Cataluya dan bahwa mereka terinspirasi oleh apa yang terjadi (di Hong Kong). Saya pikir beberapa orang harus memikirkan tindakan mereka," sambungnya.
Protes di Hong Kong sendiri bermula dari penentangan masyarakat Hong Kong atas RUU ekstradisi yang sekarang sudah dibatalkan. Namun aksi tidak serta merta redup, dan justru semakin anarki dengan tuntutan yang meluas yakni untuk penerapan demokrasi yang terbuka.
"Dalam beberapa bulan terakhir kita telah melihat baik Beijing dan media pemerintah China keluar dengan sangat kuat terhadap para demonstran, menggambarkan mereka sebagai penjahat dalam drama yang sedang berlangsung," kata seorang peneliti China di Universitas Macquarie, Adam Ni.
Menurut Ni, China menggunakan situasi di Catalunya sebagai bukti bahwa hanya dengan pemerintah pusat yang kuat, penegakan hukum yang kuat, kita dapat tetap bertahan di atas kekacauan ini.
"Pada dasarnya mengatakan, lihat, apa yang kita lakukan tidak jauh berbeda dari apa yang terjadi di luar negeri termasuk dalam demokrasi liberal," kata Ni.
"Tapi, tentu saja, konteksnya sangat berbeda," sambungnya, seperti dimuat
Channel News Asia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: