Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Akui Lalai Jalankan Pemerintahan, Presiden Chile Kurangi Tunjangan Parlemen Hingga Naikan Upah Minimal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 23 Oktober 2019, 16:51 WIB
Akui Lalai Jalankan Pemerintahan, Presiden Chile Kurangi Tunjangan Parlemen Hingga Naikan Upah Minimal
Presiden Chile, Sebastian Pinera/Net
rmol news logo Presiden Chile, Sebastian Pinera melakukan sejumlah putusan penting demi memperbaiki kondisi negaranya yang dilanda kerusuhan. Pinera mengatakan Chile sedang berperang melawan "musuh yang kejam", merujuk pada tuntutan warga.

Prensa Latina
melaporkan, Rabu (23/10), Pinera bersikeras menggambarkan demonstrasi yang dipicu oleh kenaikan tarif angkutan di Chile ini sebagai tindakan kekerasan, kejahatan, perusakan, dan penghancuran yang serius.

Pinera justru membenarkan aksi pihak berwenang yang menggunakan gas air mata hingga senjata untuk menghentikan unjuk rasa karena sesuai dengan konstitusi guna melindungi warga.

Meski demikian, Pinera mengakui saat ini Chile sedang diterpa masalah serius dan ia mengaku telah lalai. "Saya meminta maaf atas kurangnya perhatian ini," ujarnya.

Alih-alih mencabut status keadaan darurat dan jam malam yang dalam beberapa waktu terakhir diberlakukan di sejumlah daerah, Pinera justru mengumumkan beberapa hasil pertemuan yang ia lakukan dengan beberapa pemimpin partai politik.

Hasil pertemuan tersebut disepakati untuk mempromosikan agenda sosial yang telah diperbarui. Di antaranya menaikkan pensiun sebesar 20 persen, meningkatkan gaji pegawai negeri, pengurangan tunjangan anggota parlemen, dan memberlakukan upah minimal sebesar 480 dolar AS atau setara dengan Rp 6,7 juta (Rp 14.038/dolar AS).

Sementara kenaikan tarif angkutan, khususnya metro, telah berlaku sejak 6 Oktober lalu.

Pada Sabtu (19/10), Pinera memberlakukan keadaan darurat nasional setelah sistem metro secara keseluruhan ditutup akibat unjuk rasa.

Di beberapa stasiun, pengunjuk rasa membakar barang-barang, menjarah toko, membakar bus, menghancurkan pintu masuk stasiun pada Jumat sore (18/10).

Hingga kini, pihak berwenang di Chile mengkonfirmasi sebanyak 15 orang tewas, ratusan orang terkena luka tembak, dan ribuan orang ditangkap. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA