Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Paviliun Indonesia Jadi Primadona Festival Anak Di Oslo, Norwegia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Selasa, 05 November 2019, 04:11 WIB
Paviliun Indonesia Jadi Primadona Festival Anak Di Oslo, Norwegia
Duta Besar Indonesia NOrwegia Todung Mulya Lubis bersama penari saman/Ist
rmol news logo Ragam budaya Indonesia menjadi salah satu primadona utama yang ditampilkan dalam perhelatan Barnas Verdensdager atau Festival Anak Internasional yang diselenggarakan selama dua hari pada tanggal 2 dan 3 November 2019, di Kota Oslo, Norwegia. Dalam festival yang diselenggarakan di Gedung Kulturstajson ini, Indonesia yang diwakili oleh KBRI Oslo mendapat kesempatan untuk mengisi ruangan terbesar untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada anak-anak di Norwegia, khususnya di Kota Oslo.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Duta Besar Indonesia untuk Norwegia, Todung Mulya Lubis menyampaikan bahwa keikutsertaan Indonesia ini merupakan sebuah bentuk promosi budaya yang penting untuk terus dilakukan.

“Dengan ikutnya Indonesia dalam festival ini, saya berharap bahwa kebudayaan Indonesia dapat semakin dikenal di Norwegia dan orang tua dan anak-anak yang datang ke Paviliun Indonesia dapat  juga merasakan keindahan ragam budaya dan tertarik untuk mempelajarinya,” ujar Dubes Mulya Lubis.

Festival Anak Internasional di Oslo ini telah diselenggarakan sejak tahun 1998 dan Indonesia telah rutin menjadi salah satu partisipan sejak 7 tahun terakhir. Pada festival tahun ini, Paviliun Indonesia menghadirkan workshop Tari Saman, workshop bermain angklung, mengenalkan permainan tradisional Indonesia, mewarnai topeng Indonesia, dan membuat sesajen.

“Kami selalu berupaya menampilkan sesuatu yang baru dalam setiap keikutsertaan kami di Festival Anak ini. Tahun 2018 lalu, kami membawa satu set gamelan untuk diperkenalkan pada anak-anak di Oslo. Pada tahun ini, karena ruangan yang sangat luas, kami jadi bisa membawa berbagai jenis atraksi dan workshop kebudayaan Indonesia kepada anak-anak di Norwegia,” ujar Nina Evayanti, Pelaksana Fungsi Sosial Budaya KBRI Oslo.

Banyaknya atraksi dan workshop tersebut terbukti menarik minat dan antusiasme yang sangat tinggi baik dari anak-anak maupun orang tua yang mendampingi. Lebih dari 400 anak hadir dan memadati Paviliun Indonesia selama dua hari penyelenggaraan Festival. Anak-anak dan orang tua terlihat sangat antusias dalam mengikuti workshop Tari Saman bersama dengan kelompok tari Anak Indonesia dan juga belajar memainkan lagu anak-anak Norwegia, bæ bæ lille lam dengan angklung.

Tidak hanya itu, animo yang sangat tinggi juga terlihat dari banyaknya anak-anak yang antre untuk mendapatkan topeng barong dan tokoh wayang untuk mereka warnai sendiri. Banyak pula orang tua dan anak-anak yang tertarik memainkan congklak, gasing, dan bola bekel.

Satu hal yang menarik adalah tingginya minat anak-anak untuk membuat sesajen. Dalam pembuatan sesajen. Anak-anak didorong untuk menulis nama dan harapan di piring yang mereka pakai untuk menaruh sesajen. Di antara harapan yang ditulis antara lain adalah keinginan agar keluarga mereka sehat, mendapatkan hadiah anjing di hari Natal, pergi ke galaksi Bimasakti, hingga harapan untuk mendapatkan Iphone 11.

Gunnar Strand, Project Manager Barnas Verdensdager menyampaikan kegembiraan dengan keikutsertaan Indonesia di tahun ini.

“Indonesia merupakan salah satu peserta yang menjadi andalan dari festival ini. Setiap tahunnya Indonesia selalu membawa sesuatu yang baru dan menarik dari budaya Indonesia untuk dipertontonkan dan diajarkan kepada anak-anak di Oslo. Kami sangat senang karena Indonesia tidak hanya mengenalkan budayanya saja, tetapi juga mengajak anak-anak dan orang tua untuk berinteraksi dan mengambil bagian mempelajari kebudayaan Indonesia,” pungkasnya.

Para orang tua yang datang menemani anak-anak juga menyampaikan kegembiraannya atas Paviliun Indonesia. Maite Gutierrez menyampaikan bahwa Paviliun Indonesia ini membuka matanya mengenai keindahan budaya Indonesia.
“Awalnya saya datang hanya untuk melihat-lihat Paviliun Indonesia saja, tapi ternyata saya mendapatkan lebih dari sekedar mengenal budaya Indonesia. Saya dan putra saya sangat senang bisa mencoba menari Saman dan bermain angklung. Anak saya terutama sangat senang bisa mewarnai topeng dan bermain gasing,” kata Maite Gutierrez.

Dalam festival ini, Indonesia tidak hanya turut serta mengisi Paviliun Indonesia, tetapi juga menampilkan Tari Saman oleh kelompok Tari Anak Indonesia yang merupakan remaja-remaja diaspora Indonesia di Oslo. Selain itu, rumah makan Indonesia, Det Indonesiske Kjokken, juga turut membuka stand makanan untuk memperkenalkan kuliner Indonesia kepada para pengunjung festival. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA