Gambar dari stasiun TV lokal
TVC yang diambil setelah tawanan dirilis menunjukkan sekelompok laki-laki muda dan remaja laki-laki, sebagian besar dalam kondisi kurus diselamatkan dari lokasi tersebut. Seorang bayi laki-laki juga ada di antara kelompok tersebut.
"Kami makan satu kali sehari," kata tawanan Olalekan Ayoola, kepada
TVC, dengan mengatakan makanan yang mereka terima bahkan tidak cocok untuk dimakan anjing.
Penyelamatan ini merupakan bagian dari upaya otoritas Nigeria untuk menindak tegas lembaga-lembaga berkedok sekolah Islam informal dan pusat rehabilitasi yang ternyata merupakan pusat penahanan.
Hal ini bermula ketika ada aduan dari seorang pria yang ditolak izinnya untuk melihat keponakannya di satu lembaga pendidikan Islam tersebut. Setelah diselidiki ternyata itu bukanlah lembaga pendidikan Islam, melainkan tahanan.
Banyak dari para korban diming-imingi untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Namun mereka hanya mendapatkan pelecehan fisik dan kekerasan seksual. Bahkan ada beberapa korban ditemukan dalam kondisi kaki dirantai.
Kantor presiden bulan Oktober lalu mengeluarkan pernyataan yang berisi komitmen untuk menindak tegas sekolah palsu semacam itu.
"Tidak ada pemerintahan demokratis yang bertanggung jawab akan mentolerir keberadaan ruang penyiksaan dan pelanggaran fisik terhadap para tahanan atas nama rehabilitasi para korban," bunyi pernyataan tersebut seperti dimuat
Al Jazeera.
Diketahui bahwa di Nigeria, sekolah-sekolah Islam, yang dikenal sebagai Almajiris, adalah hal yang umum di utara negara Afrika Barat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: