Tiba di ibukota La Paz pada Rabu (6/11), Camacho disambut oleh para pengunjuk rasa anti-pemerintah dan anti-oposisi yang membuatnya terpaksa harus meninggalkan konvoi.
Padahal, seperti yang dimuat
Channel News Asia, Camacho berencana untuk menuntut pengunduran diri secara resmi dari pemimpin kiri Bolivia, Morales yang telah berkuasa sejak 2006.
"Saya pikir ini adalah momen mendasar bagi oposisi yang percaya pada tanggapan demokratis dan jalan keluar yang damai," ujar Carlos Mesa, pesaing Morales dalam pemilu bulan lalu yang kontroversial.
Disebut kontroversial karena Mesa menuduh Morales telah melakukan penipuan, sehingga dia pun menyerukan untuk melakukan pemilihan ulang.
Sementara itu, Camacho pada awal pekan ini menyerukan agar pengunjuk rasa memblokade lembaga-lembaga publik dan perbatasan negara untuk mendapatkan perhatian dari dunia.
Benar saja, karena menurut pejabat senior Benjamin Blanco, Peru, Argentina, Paraguay, dan Brasil telah terpengaruh atas aksi tersebut yang membuat ratusan truk dihentikan di perbatasan.
Bahkan pemerintah internasional pun telah menyerukan agar Bolivia melakukan audir pemilihan dan melakukan pemilihan putaran kedua.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: